ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY.M DENGAN PERSALINAN NORMAL
DI RSUD GUNUNG JATI KOTA CIREBON
TAHUN 2012
Diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas Praktek Klinik Kebidanan Dasar
Disusun
Oleh:
Pratiwi
|
Siti Nurkhasanah
|
Ratih Agustini
|
Sri Ratna M
|
Reni Rohayanti
|
Sutinih
|
Rischa Praharasti
|
Tiara Ulfa
|
Riskiyanah
|
Wajihah
|
Selvi Agustin
|
Wulan dwi N
|
Riska Riantini
|
Yuli Yulyani
|
Runi Mirdayanti
|
AKBID
GRAHA HUSADA CIREBON
PROGRAM
STUDI DIII KEBIDANAN
CIREBON
2011/2012
LEMBAR
PENGESAHAN
ASUHAN
KEBIDANAN PADA NY.M FISIOLOGIS
Telah diperiksa dan disahkan oleh pembimbing
lapangan dan pembimbing akademik
Mengesahkan
Program Studi Kebidanan
Akademi Kebidanan Graha Husada
Cirebon
Pembimbing
Lapangan
Kepala Ruang VK CI
Ruang VK
Mengetahui
Pembimbing
Akademik/Pudir 1 Akbid Graha Husada
Hj.Sri Bardini, S.ST
,M.Mkes
Direktur
Akbid Graha Husada
Hj.Nanang Karnasih,
S.ST, M.Mkes
KATA
PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT
Karen dengan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan yang
berjudul ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “M” DENGAN PERSALINAN NORMAL DI RUMAH SAKIT GUNUNG JATI CIREBON.
Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan akademik
dalam rangka menyelesaikan program praktek akademik kebidanan Graha Husada
Cirebon. Terselesainya penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan dan
dorongan semua pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Drs. H. A. Basyuni selaku ketua
yayasan Akademik Kebidanan Graha Husada Cirebon
2. Hj. Nanang Karnasih, S.ST, M.Mkes
selaku direktur Akademi Kebidanan Graha Husada
Cirebon
3. Hj. Sri bardini, S.ST, M.Mkes selaku
direktur Akademi Kebidanan Graha Husada Cirebon
4. Drs. H. Heru purwanto, MARS selaku
direktur RSUD Gunung Jati Cirebon
5. selaku kepala ruang VK RSUD Gunung
Jati Cirebon
6. selaku clinical
instruktur ruang VK
7. Semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu
Dengan terselesainya laporan ini penulis menyadari bahwa
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penyusun berharap semoga
laporan asuhan kebidanan ini dapat bermanfaat bagi penyusun maupun pembaca.
Cirebon, Januari 2012
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR
PENGESAHAN .............................................................................. i
KATA
PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR
ISI iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Tujuan....................................................................................... 1
C. Batasan Masalah ...................................................................... 2
BAB
II TINJAUAN TEORI
A. Konsep
Dasar Teori Persalinan ................................................. 3
B. Konsep
Dasar Asuhan Kebidanan.............................................
12
BAB
III TINJAUAN
KASUS
Asuhan kebidanan pada Ny. M dengan persalinan normal............. 18
BAB
IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan 26
4.2 Saran
................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertanyaan
yang sering diajukan pada ibu hamil adalah bolehkah bersalin di rumah atau di
rumah sakit? Walaupun 85% persalinan berjalan normal, namun 15 %-nya dijumpai
komplikasi yang memerlukan penanganan khusus. Antenatal care yang baik dapat
mencegah komplikasi dan mencoba menjawab pertanyaan diatas. Masalah dinegara
berkembang adalah tentang fasilitas rumah sakit, ketengan, sosio-budaya da
sosio-medis masih memegang peranan dibandingkan dengan Negara-negara maju.
(Sinopsis Obstetri 1998:101)
Dari
fenomena diatas penulis tertarik untuk memberikan asuhan kebidanan secara cepat
dan tepat karena jika ibu bersalin tidak mendapatkan asuhan persalinan normal,
maka ditakutkan akan terjadi komplikasi dalam persalinan baik pada ibu maupun
bayi.
B.
Tujuan
1.
Tujuan
Umum
Mahasiswa
mampu menerapkan SOAP
sesuai dengan kasus ibu bersalin normal serta mendapatkan pengalaman dalam
menangani masalah.
2.
Tujuan
khusus
Setelah melakukan asuhan
kebidanan mahasiswa dapat :
1) Memahami teori persalinan
2) Melaksanakan pengkajian pada kasus
persalinan normal
3) Mengidentifikasi diagnosa/ masalah
kebidanan berdasarkan data subjektif dan data objektif
4) Menentukan masalah potensial yang
mungkin terjadi
5) Menentukan kebutuhan segera
6) Menentukan tindakan yang akan dilakukan
untuk menangani kasus persalinan
normal
7) Melaksanakan perencanaan yang telah
dilakukan
8) Mendokumentasikan secara benar
C.
Batasan
Masalah
Masalah
yang penulis ambil adalah asuhan kebidanan pada Ny “M” dengan persalinan normal
di RUMAH SAKIT GUNUNG JATI CIREBON.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Teori Persalinan
I.
Pengertian
a.
Persalinan
adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup kedunia luar
dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Sinopsis Obstetri 1998 :
91 )
b.
Persalinan
adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu,
persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. (Asuhan Persalinan Normal
2008 : 37)
c.
Persalinan
adalah proses pengeluaran konsepsi (janin dan Uri) yang telah cukup bulan atau
dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau malalui jalan lain dengan
bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). (Manuaba 1998 : 157 )
d.
Jadi
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (bayi, plasenta dan selaput
ketuban) keluar dari uterus ibu.
II.
Bentuk
Persalinan
Bentuk persalinan berdasarkan
definisi adalah sebagai berikut :
a. Persalinan spontan
Bila
persalinan sepenuhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
b. Persalinan buatan
Bila
proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.
c. Persalinan anjuran
Beberapa istilah yang berkaitan
dengan umur kehamilan dan berat janin yang dilahirkan sebagai berikut:
a) Abortus
-
Terhentinya
dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar kanduangan.
-
Umur
hamil sebelum 28 minggu.
-
Berat
janin kurang dari 1000gr
b) Persalinan prematuritas
-
Persalinan
sebelum umur 28 sampai 36 minggu.
-
Berat
janin kurang dari 2,499gr
c) Persalinan aterm
-
Persalinan
antara umur hamil 37 sampai 42 minggu
-
Berat
janin diatas 2,500gr
d) Persalinan serotinus
-
Persalinan
melampaui umur hamil 42 minggu.
-
Pada
janin terdapat tanda maturitas.
e) Persalinan presipitatus
Persalinan berlangsung cepat kurang
dari 3jam (Manuaba 1998 : 157)
f) Persalinan partus imaturus
Penghentian
kehamilan sebelum janin viable atau berat janin kurang dari 1000gr atau
kehamilan dibawah 28 minggu. (Sinopsis Obstetri, 1998:92)
Gravida dan Para
a. Gravida adalah seseorang wanita yang
sedang hamil
b. Primi gravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama.
c. Para adalah seseorang wanita yang
pernah melahirkan bayi viable.
d. Nullipara adalah seseorang wanita
yang belum pernah melahirkan bayi viable.
e. Primipara adalah seorang wanita yang
pernah mekahirkan bayi hidup untuk pertama kali.
f. Multipara atau pleuripara adalah
wanita yang pernah melahirkan bayi viable beberapa kali (sampai 5 kali)
g. Grandemultipara adalah wanita yang
pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih hidup atau mati (Sinopsis Obstetri
1998 : 92)
III.
Sebab-Sebab
Yang Menimbulkan Persalinan
a. Teori penurunan hormon. ½ minggu
sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormone esterogen dan progesteron.
Progesterone bekerja sebagai penegang otot-otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul His bila kadar kolesteron
turun.
b. Teori plasenta menjadi tua : akan
menyebabkan turunnya kadar-kadar esterogen dan progesterone yang menyebabkan
kekejang pembuluh darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
c. Teori distensi rahim : raahim yang menjadi
besar dan merenggang menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu
sirkulasi utero plasenter
d. Teori iritasai mekanik dibelakang
serviks terletak gangguan servikale (flexus franken hauser) bila gangguan ini
digeser dan ditekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus
e. Induksi partus (induction of
labour). Partus dapat pula ditimbukan dengan jalan:
-
Gagang
laminaria: beberapa laminaria dimasukan dalam kanalis servikalis dengan tujuan
merangsang fleksus frans ken hauser.
-
Amniotomi:
pemecahan ketuban
-
Oksitosin
drips pemberian oksitosin menurut tetesan per infus (Sinopsis Obstetri 2002:92)
IV.
Permulaan
Terjadinya Persalinan
Dengan penurunan hormone progesteron
menjelang persalinan dapat terjadi kontraksi. Kontraksi otot rahim menyebabkan:
1. Turunnya kepala masuk pintu atas
panggul, terutama pada primigravida minggu ke 36 dapat menimbulkan sesak
dibagian bawah diatas simpisis pubis dan sering ingin kencing atau susah
kencing karena kandung kemih tertekan kepala.
-
Bidang
hodge.
Bidanng-bidang hodege ini dipelajari
untuk menentukan sampai dimanakah bagian terendah janin turun dalam panggul,
dalam persalinan.
-
Bidang
hodge 1 : ialah bidang datar yang melalui bagian atau sympisis dan promontorium
bidang ini dibentuk pada lingkaran pintu atas panggul.
-
Bidang
hodge 2 : ialah bidang sejajar dengan Bidang hodge 1 terletak dibagian bawah
sympisis
-
Bidang
hodge 1 : ialah bidang yang sejajar dengan Bidang hodge 1 dan Bidang hodge 2
terletak setinggi spina isciadika kanan dan kiri.
-
Bidang
hodge 4 : ialah bidang yang sejajar dengan Bidang hodge 1,2 dan 3 terletak
setinggi os koksigis.
2. Perut lebih melebar karena fundus
uteri turun.
3. Terjadi perasaan sakit didaerah
pinggang karena kontraksi ringan otot rahim dan tertekannya pleksun
frankenhouser yang terletak sekitar serviks (tanda persalinan palsu- false
labour)
4. Terjadi perlunakan serviks karena
terdapat kontraksi otot rahim
5. Terjadi pengeluaran lendir dimana
lendir penutup seviks dilepaskan (Manuaba 1998:160)
V.
Tanda
Persalinan
Gejala persalinan sebagai berikut:
1. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan
jarak kontraksi yang semakin pendek.
-
His
paling tinggi di fundus uteri yang lapisan ototnya paling tebal dan puncak
kontraksi terjadi simultan diseluruh bagian uterus. Sesudah tiap his. Otot-otot
korpus uteri menjadi lebih pendek dari pada sebelumnya yang disebut sebagai
refraksi. Oleh karena serviks kurang mengandung otot, serviks tertarik dan
terbuka (penipisan dan pembukaan), lebih-lebih jika ada tekanan oleh bagian
janin yang keras. Umpamanya kepala.
(Ilmu
Kebidanan 2008:290)
2. Dapat terjadi pengeluaran pembawa
tanda, yaitu :
-
pengeluaran
lendir
-
lendir
bercampur darah
3. Dapat disertai ketuban pecah
4. Pada pemeriksaan dalam dijumpai
perubahan serviks.
-
Pelunakan
serviks
-
pendataran
serviks
-
terjadi
pembukaan serviks
(Manuaba 1998:160)
Factor-faktor penting dalam
persalinan adalah:
1. Power
-
his
(kontraksi oto rahim)
-
kontraksi
otot dinding perut
-
Kontraksi
diafragma pelvis atau kekuatan
-
Ketegangan
dan kontraksi ligamentum retundum
2. Pasanger
-
janin,
plasenta
3. Passage
-
jalan
lahir lunak dan jalan lahir tulang.
(Manuaba 2002:160)
VI.
Mekanisme
Persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4
kala yaitu :
1. Kala I : Waktu untuk pembukaan
serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm.
2. Kala II : Dari pembukaan
10 sampai peneluaran janin, waktu
uterus dengan kekuatan his tambah.
3. Kala III : waktu untuk pelepasan dan
pengeluaran plasenta
4. Kala IV : mulai dari lahirnya uri
selama 2 jam
(Sinopsis
Obstetri 1998:94)
1.
Kala I
Kala I
persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat
(frekuensi dan kekuatan) hingga serviks membuka lengkap (10 cm) kala satu
persalinan terdiri atau dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif
a.
Fase laten
-
Dimulai
sejak awal berkontrasksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks
secara bertahap.
-
Berlangsung
hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
-
Pada
umumnya, fase laten berlangsung hamper atau hingga 8 jam.
-
Kontraksi
mulai teratur tetapi lamanya masih diantara 20-30 detik.
b.
Fase aktif
-
Frekuensi
dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap (kontraksi di anggap
adekuat / memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan
berlangsung selama 40 detik atau lebih).
-
Dan
pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi
dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nuli para atau primigravida) atau
lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara).
-
Terjadi
penurunan bagian terbawah janin
(Asuhan Persalinan Normal, 2008:38)
Dalam
buku-buku, proses membukanya serviks disebut dengan berbagai istilah: melembek
(softening), menipis (thinned out), obblitrasi (obblitrated) mendatar dan
tertarik keatas(effaced and taken up) dan membuka (dillatation).
Fase-fase
yang dikemukakan diatas menjumpai pada primigravida bedanya dengan
multigravida:
Primi
|
Multi
|
Serviks
mendatar (effacement) dulu baru dilatasi
|
Mendatar
dan membuka bisa bersamaan
|
Berlangsung
13-14 jam
|
Berlangsung
6-7 jam
|
(Sinopsis Obstetri, 2002:95)
-
Frekuensi
minimal penilaian dan intervensi dalam persalinan normal
Parameter
|
Frekuensi
pada fase laten
|
Frekuensi
pada fase aktif
|
Tekanan darah
|
Setiap 4 jam
|
Setiap 4 jam
|
Suhu badan
|
Setiap 4 jam
|
Setiap 2 jam
|
Nadi
|
Setiap 30-60 menit
|
Setiap 30-60 menit
|
Denyut jantung janin
|
Setiap 1 jam
|
Setiap 30 menit
|
Kontraksi
|
Setiap 1 jam
|
Setiap 30 menit
|
Pembukaan serviks
|
Setiap 4 jam
|
Setiap 4 jam
|
Penurunan
|
Setiap 4 jam
|
Setiap 4 jam
|
-
Pemeriksaan
dalam
a. Pada setiap pemeriksaan dalam,
catatlah hal-hal sebagai berikut :
·
Dilatasi
serviks
·
Penurunan
kepala (yang dapat dicocokan dengan periksa luar)
·
Molase
·
Warna
cairan amnion
b. Jika serviks belum membuka pada
pemeriksaan dalam pertama, mungkin diagnosis inpartu belum dapat ditegakkan.
·
Jika
terdapt kontraksi yang menetap, periksa ulang wanita tersebut setelah 4 jam,
untuk melihat perubahan pada serviks. Pada tahap ini jika serviks terasa tipis
dan terbuka maka wanita tersebut dalam keadaan inpartu, jika tidek terdapat
perubahan, maka diagnosisnya adalah persalinan palsu.
c. Pada kala II persalinan lakukan
pemeriksaan dalam setiap jam.
·
Penurunan kepala janin menurut
system persalinan
Perikasa dalam
|
Keterangan
|
|
= 5/5
|
Kepala diatas PAP mudah digerakan
|
|
= 4/5
|
H= I-II
|
Sulit digerakan, bagian terbesar
kepala belum masuk kedalam panggul
|
= 3/5
|
H=II-III
|
Bagian terbesar kepala balum masuk
panggul
|
= 2/5
|
H=III+
|
Bagian terbesar kepala sudah masuk
panggul
|
=1/5
|
H=III-IV
|
Kepala didasar panggul
|
=0/5
|
H=IV
|
D1 Prerinium
|
(Maternal Neonatal, 2007:N-9)
2.
Kala II
Pada kala
pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama. Kira-kira 2-5
menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ke ruang panggul, sehingga
terjadilah tekanan pasa otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris yang
menimbulkan masa mengedan karena tekanan pada rectum, ibu seperti merasa mau
buang air besar, dengan terasa tanda anus membuaka pada waktu his, kepala janin
mulai kelihatan. Vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang
terpimpin, akan lahirlah kepala dengan diikuti badan rahim (Sinopsis Obstertri
1998:95)
3.
Kala III
Setelah
kala II kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit dengan lahirnnya
bayi, sudah melepaskan plasenta.
Lepasnya
plasenta sudah diperkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda dibawah ini:
-
uterus
menjadi bundar
-
uterus
terdorong keatas, karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim
-
tali
pusat bertambah panjang
-
terjadi
perdarahan
Melahirkan
plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara creede pada fundus uteri
4.
Kala IV
Kala IV dimaksudkan
untuk melakukan observasi karena perdarahan post partum paling sering terjadi
pada 2 jam pertama.
Observasi yang
dilakukan:
-
Tingkat kesadaran penderita
-
Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan
darah, nadi, pernafasan
-
Kontraksi uterus
-
Terjadinya perdarahan
Perdarahan dianggap normal bila jumlahnya tidak melebihi
400-500 cc. (Manuaba 1998:166)
Lamanya
perdarahan pada primi dan multi adalah
Kala
|
Primi
|
Multi
|
I
II
III
|
13 jam
1 jam
½ jam
|
7 jam
½ jam
¼ jam
|
Lama Persalinan
|
14 ½ jam
|
7 ¾ jam
|
(Sinopsis
Obstetri. 2002:97)
B.
Konsep Dasar Asuhan
Kebidanan
I.
DATA SUBJEKTIF
Tujuan: mengumpulkan informasi tentang riwayat kesehatan,
kehamilan dan persalinan. Informasi ini digunakan dalam proses membuat
keputusan klinik untuk menentukan diagnosis untuk mengembangkan rencana asuhan
atau perawatan yang sesuai. (Asuhan Persalinan Normal 2008:38)
Tanyakan pada
ibu
-
Nama, umur dan alamat
-
Gravida dan para
-
Hari pertama haid terakhir
-
Kapan bayi akan lahir (menurut taksiran
ibu)
-
Riwayat alergi obat-obatan tertentu
-
Riwayat kehamilan sekarang
·
Apakah ibu pernah melakukan pemeriksaan
antenatal? Jika ya periksa kartu antenatalnya (jika mungkin)
·
Pernahkah ibu mendapat masalah selama
kehamilannya (misalnya perdarahan, hipertensi)?
·
Kapan mulai kontraksi teratur? Seberapa
sering terjadi kontraksi?
·
Apakah ibu masih terasa gerakan bayi?
·
Apakah selaput ketuban sudah peceh?
Jika ya apa warna cairan ketuban? Apakah kental atau encer? Kapan saat selaput
ketuban pecah? (periksa perinium ibu untuk memeriksa cairan ketuban di
pakaiannya)
·
Kapankah ibu terakhir kali makan atau
minum?
·
Apakah ibu mengalami kesulitan untuk
berkemih?
-
Riwayat kehamilan sebelumnya
·
Apakah da masalah selama persalinan
atau kelahiran sebelumnya (bedah caesar, persalinan dengan ekstraksi vakum atau
vorseps, induksi oksitosin, hipertensi yang diinduksi oleh kehamilannya,
preeklampsi/eklampsia, perdarahan pasca persalinan)?
·
Berapa berat badan bayi yang paling
besar pernah ibu lahirkan?
·
Apakah ibu mempunyai bayi bermasalah
pada kehamilan/ persalinan sebelumnya?
-
Riwayat medis lainnya (masalah
pernafasan, hipertensi, gangguan jantung, berkemih, dll)
-
Masalah medis saat ini (sakit kepala,
gangguan penglihatan, pusing atau nyeri epigastrium bagian atas). Jika ada
periksa tekanan darahnya dan protein dalam urine ibu
-
Pertanyaan tentang hal-hal yang belum
jelas atau berbagai bentuk kekhawatiran lainnya.
(Asuhan Persalinan Normal 2008:39)
-
Riwayat perkawinan
Ditanyakan kawin berapa kali, umur/lama perkawinan, jaral
perkawinan dengan kehamilan, perkawinan pada masyarakat pedesaan sering terjadi
pada usia muda, yaitu sekitar usia menarche resiko melahirkan BBLR sekitar 2
kali lipat dalam 2 tahun setelah menarche disamping itu akan terjadi kompetisi
makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan dan
adanya perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Semua ini akan
menyebabkan kebanyakan wanita di negara berkembang mempunyai TB yang pendek.
(Soetyningsih, 1995:96)
-
Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Ditanyakan apa yang ibu konsumsi selama inpartu
b. Eliminasi
Karena adanya perubahan pada alat perencanaan maka ada
kemungkinan untuk menimbulkan obstipasi. Hal ini dapat dicegah dengan
menghindari makanan yang dapat menimbulkan obstipasi
c. Istirahat/tidur
Waktu istirahat harus lebih lama dari pada keadaan biasa
bagi wanita hamil membutuhkan 10-11 jam.
d. Kebersihan
Kebersihan meliputi kebersihan tubuh. Pakaian dan
lingkungan, menjaga kebersihan sangat penting agar kesehatan ibu tetap
terpelihara.
-
Data psikologis
Wanita hamil diharapkan selalu disertai perasaan aman dan
tenang dalam menghadapi kehamilan dan persalinannya yang akan datang. (Pada
masyarakat tradisional, wanita mempunyai status yang lebih rendah dibandingkan
laki-laki, sehingga kurang energi Perawatan Ibu di Puskesmas, DepKes RI: hal
81)
-
Latar belakang sosial budaya
·
Pada wanita hamil dari golongan sosial
ekonomi rendah pada umumnya tergolong kategori resiko besar
·
Adanya pantangan wanita hamil tentang
makanan tertentu dapat mengakibatkan kekurangan gizi pada ibu hamil
·
protein (KEP) pada wanita lebih tinggi
dengan akibat tingginya angka kematian bayi.
(Soetyningsih, 1995:96)
II.
DATA OBJEKTIF
1) Pemeriksaan
umum
-
Bagaimana keadaan umum penderita,
keadaan gizi, kelainan bentuk badan, kesadaran.
-
Adanya anemia, cynose, loterus atau
dypnoe
-
Keadaan jantung dan paru-paru
-
Reflek terutama lutut
-
Tanda-tanda vital
Tidak boleh mencapai 140/90 mmHg, perubahan 30 sistole
dan 15 diastole diatas tensi sebelum hamil menekankan toxemia gravidarum.
Pernafasan normal ± 80-90 x/menit. Suhu dalam batas normal 36,5-37,5oc.
-
Berat badan
-
Pemeriksaan laborat, meliputi air
kencing, darah dan feses
(Obstetri
Fisiologi, Fak Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung:157)
2)
Pemeriksaan khusus
Inspeksi
a. Kepala
Meliputi
keadaan rambut, warna pada sklera mata, warna konjungtiva.
b. Leher
Apakah ada
pembesaran kelenjar tyroid bila ibu menderita hypertiroidisme maka dapat
mempengaruhi kehamilan yaitu kehamilan berakhir dengan keguguran, persalinan
prematur dapat terjadi kompensasio kordir, terutama kala pengusiran. ( Manuaba
2002:283)
c. Dada
-
Payudara menjadi lebih besar
-
Apakah air susu pada ibu sudah keluar?
-
Apakah puting susu menonjol?
d. Perut
-
Menentukan tinggi fundus uteri
-
Memantau kontraksi uterus
-
Memantau denyut jantung janin
-
Menentukan presentasi
-
Menentukan penurunan bag. Terbawah
janin
(Asuhan Persalinan Normal 2008:40)
e. Genetalia
Dilakukan
vagina toucher meliputi:
-
Pengeluaran pada vulva
-
Pembukaan
-
Effecement
-
Apakah ketuban sudah pecah atau belum
-
Begian terendah pada janin
-
Bagian terkecil janin
-
Bagian terdahulu
-
Hodge
Palpasi
a. Leher : apakah
ada pembesaran kelenjar tyroid atau vena jugularis
b. Payudara :
apakah ada benjolan abnormal, colostrum keluar atau tidak
c. Abdomen : raba
kontraksi uterus dan frekuensinya dalam 10 menit
Leopold I :
untuk menentukan TFU dan bagian janin dalam fundus
Leopold II :
untuk menentukan batas samping rahim kanan/kiri, letak punggung janin
Leopold III :
untuk menentukan bagian terbawah janin apakah sudah masuk PAP
Leopold IV :
untuk menentukan bagian terbawah janin seberapa jauh sudah masuk PAP.
III. Analisa
a. Diagnosa
(dibedakan antara kala I, kala II, kala III, dan kala IV) dasar (data
subjektif, objektif)
b. Masalah
c. Kebutuhan
(sesuai dengan diagnosa/masalah yang ditemukan)
IV. PENATALAKSANAAN
Melakukan penatalaksanaan sesuai dengan diagnosa,
masalah, dan kebutuhan segera serta mengevaluasi dari keefektifan asuhan yang
diberikan
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY “M” DENGAN PERSALINAN NORMAL
DI RUMAH SAKIT GUNUNG JATI
TAHUN 2012
Hari, tanggal pengkajian
: Rabu, 18 januari 2012
Waktu pengkajian : Jam 14.30 WIB
Tempat pengkajian : Ruang Bersalin RSUD Gunung Jati
A. DATA SUBJEKTIF
Identitas
Istri Suami
Nama : Ny.M Nama : Tn.S
Umur :
31 tahun Umur :
51 tahun
Pendidikan : Tidak Sekolah Pendidikan :
SD
Agama
: Islam Agama
: Islam
Suku Bangsa : Jawa Suku
Bangsa : Jawa
Pekerjaan : Tidak Bekerja Pekerjaan : Buruh
Alamat :
Jl.Kesambi Rt.05 Rw.03 Cirebon
Anamnesa
Ibu datang ke
ruang VK pada tanggal 18-01-2012 jam 14.20 WIB datang sendiri ke RSUD Gunung
Jati, ibu merasa hamil 9bulan dan masih merasakan gerakan janin. HPHT 06-04-2011
HPL 13-01-2012.Tanggal 18-01-2012 jam 07.00 WIB ibu merasa mulas-mulas dan
keluar lendir, jam 12.00 WIB mulasnya semakin sering, Jam 14.00 WIB ibu pergi
ke bidan tapi bidan tidak ada di tempat, kemudian ibu pergi ke RSUD Gunung
Jati, Jam 14.20 WIB ibu tiba di VK.
Riwayat kehamilan
sebagai berikut :
No
|
Kehamilan/Partus
|
Umur
|
Keadaan Anak
|
1.
|
Perempuan/Spontan/Aterm/RS /2300 gram
|
8 tahun
|
hidup
|
2.
|
Sekarang
|
-
|
-
|
Tidak ada masalah dalam kehamilan, tidak mengkonsumsi
jamu atau obat-obatan lain kecuali obat yang diberikan oleh bidan. Selama hamil
ibu rutin memeriksakan kehamilannya sebanyak
3x di bidan dan 6x di puskesmas.
Tidak mempunyai keturunan kembar, Tidak memiliki penyakit Hipertensi, Diabetes
Melitus, Asma dan TBC. Tidak ada masalah dalam persalinan dan nifas pada
kehamilan yang lalu. Ibu makan dan minum terakhir jam 12.00 WIB, BAK terakhir
jam 12.30 WIB dan BAB terakhir jam 06.00 WIB.
B. DATA OBJEKTIF
1.
Pemeriksaan Umum
a.
Keadaan Umum : Baik
b.
Kesadaran : Composmentis
c.
Emosional : Labil
2.
Pemerksaan Tanda-tanda Vital
a.
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
b.
Nadi :
84 x/menit
c.
Pernafasan : 23 x/menit
d.
Suhu :
36,8°C
3.
Pemeriksaan Fisik
a.
Kepala dan Leher
·
Kepala : Rambut terlihat bersih, dan tidak
rontok
·
Wajah : tidak pucat, tidak ada oedema
·
Mata : Conjungtiva ananemis, sclera
anikterik
·
Hidung :
Tidak ada polip dan sekret
·
Mulut :
Bibir tidak kering, tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi
·
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid, kelenjar limfe dan vena jugularis
b.
Dada
·
Jantung :
Bunyi reguler
·
Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
·
Payudara : Bentuk simetris, putting menonjol, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, tidak ada retraksi,
colostrum belum keluar
c.
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, TFU
30 cm, TBJ 2945, letak anak memanjang, punggung kiri,
presentasi kepala, penurunan 2/5, kandung kemih kosong, kontraksi
4x 10 menit lamanya 42 detik, DJJ 137x/menit
(reguler)
d.
Genetalia : vulva tidak ada
oedema, tidak ada varises dan tidak ada pembesaran kelenjar bartholini.
-Pemeriksaan dalam :
1)
v/v (vulva vagina) : tidak ada kelainan
2)
Portio : tebal lunak
3)
Pembukaan : 7-8 cm
4)
Ketuban :
positif (+), tidak ada bagian terkecil atau bagian terkemuka
5)
Bagian terendah : kepala Hodge II-III
6)
Penunjuk : ubun-ubun kecil kiri depan
e.
Anus :
Tidak haemorhoid
f.
Ekstremitas atas dan bawah : Tidak ada oedema, tidak ada varises,
reflek patella
kanan dan kiri (+)
4.
Pemeriksaan Penunjang
a.
HB :
11,8 gram %
b.
Leukosit (WBC) : 7.650 mm3
c.
Hematokrit : 35,3%
d. Trombosit : 232.000 mm3
C. ANALISA
Ny. M umur 31 tahun G2P1A0 parturient
aterm (40-41 minggu) kala 1 fase aktif, janin tunggal hidup intauterine.
D. PENATALAKSANAAN
1.
Membina hubungan baik dengan klien hubungan terbina dengan baik
2.
Melakukan informed consent sebelum pemeriksaan
ibu bersedia
untuk diperiksa dan suami menandatangani lembar Informed Consent
3.
Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga ibu dan keluarga
mengetahui hasil pemeriksaan
4.
Menawarkan untuk memilih pendamping pada saat proses persalinan
ibu akan
didampingi oleh suaminya
5.
Menawarkan makan dan minum di sela his ibu
makan roti 1 potong dan minum teh manis ± 200 cc
6.
Memantau kemajuan persalinan kondisi janin dan ibu dan mengobservasi setiap 30 menit sekali terlampir
dalam partograf
7.
Menyiapkan alat-alat, obat-obatan yang diperlukan,dan perlengkapan yang
diperlukan ibu dan bayi perlengkapan
sudah disiapkan
8.
Merencanakan Pemeriksaan Dalam 4 jam
kemudian atau jika atas indikasi
9.
Mendokumentasikan Asuhan secara SOAP
hasil terlampir di
status
KALA II Pukul 15.00 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu merasakan mulesnya lebih sering dan
lebih lama, dari jalan lahir keluar air-
air.
B. DATA OBJEKTIF
1.
Keadaan umum : sedang
2.
Tanda – tanda vital
·
Tekanan darah : 130/80 mmHg
·
Nadi
: 86 x/menit
·
Pernafasan : 24 x/menit
·
Suhu : 36,7 °c
3.
Abdomen
: penurunan kepala 1/5 , kandung kemih
kosong , his 4 x 10 menit lamanya 43 detik , DJJ 145 x/menit (
reguler )
4.Pemeriksaan Dalam
:
·
Vulva vagina : tidak ada kelainan
·
Portio
: tidak teraba
·
Pembukaan : lengkap
·
Ketuban : (-)sisa cairan
jernih,
·
kepala : Hodge III-IV ubun-ubun kecil depan,tidak ada
bagian menumbung
C. ANALISA
KALA II
D. PENATALAKSANAAN
1.
Memberi tahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga ibu dan keluarga mengetahui hasil
pemeriksaan
2.
Jam 15.10 WIB mnengajarkan teknik mengeran yang baik ibu dapat melakukannya tetapi bayi
belum lahir
3.
Memberikan dukungan moril dan spiritual pada ibu dan keluarga
ibu terlihat
lebih tenang
4.
Menganjurkan untuk miring ke kiri ibu bersedia untuk miring ke kiri
5.
Menganjurkan untuk beristirahat , makan
minum dan cek DJJ di sela his
Ibu minum teh manis ± 100 cc, DJJ : 145
x/menit
6.
Menganjurkan untuk tidak menahan BAK
ibu tidak bisa BAK secara normal
7.
Melakukan kateterisasi jam 15.20 wib volume urine ± 100 cc
8.
Memposisikan ibu untuk persalianan ibu dalam
posisi litotomi
9.
Mengecek dan mendekatkan alat-alat alat sudah didekatkan
10.
Menolong persalinan secara APN pukul 15.40 WIB
bayi lahir spontan tidak segera menangis, jenis kelamin laki-laki, gerakan
kurang aktif, tonus otot lemah
KALA III Pukul 15.40 WIB
A. DATA
SUBJEKTIF
Ibu
masih merasakan perutnya mulas
B. DATA
OBJEKTIF
Plasenta
belum lahir, kontraksi uterus baik, TFU setinggi pusat.
C. ANALISA
Kala
III, potensial terjadi retensio plasenta dan perdarahan
D. PENATALAKSANAAN
1.
Memberitahu hasil pemeriksaan
kepada ibu dan keluarga ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan
2.
Meletakan
bayi diatas perut ibu, mengeringkan bayi, merangsang taktil dan mengganti kain
bayi yang basah dengan yang kering
3.
Melakukan penjepitan dan pemotongan
tali pusat tali pusat sudah diklem dan dipotong
4.
Menyerahkan
bayi ke petugas perynatologi untuk penanganan selanjutnya
5.
Memastikan tidak ada janin ke
dua janin tunggal
6.
Melakukan
menejemen aktif kala III :
a.
Memberi
tahu ibu akan disuntik
b.
Menyuntikan
oxytosin 10 IU secara IM di 1/3 paha kanan atas bagian distal lateral
c.
Melakukan Penegangan Tali Pusat
Terkendali terdapat
tanda-tanda pelepasan plasenta
d.
Melahirkan plasenta plasenta lahir
spontan pukul 15.45 WIB, pengeluaran darah ± 150 cc
e.
Melakukan massase uterus selama
15 detik dan memeriksa kontraksi uterus kontaksi uterus baik
KALA IV pukul
15.45 WIB
A. DATA
SUBJEKTIF
Ibu
merasa senang dengan kelahiran bayinya dan rasa mulesnya mulai berkurang
B. DATA
OBJEKTIF
Plasenta
lahir pada pukul 15.45 WIB, keadaan umum ibu sedang, kandung kemih kosong, TFU
2 jari di bawah pusat.
C. ANALISA
Kala
IV potensial terjadi perdarahan
D. PENATALAKSANAAN
1.
Memeriksa kelengkapan plasenta kotiledon dan selaput plasenta
lengkap
2.
Memeriksa laserasi jalan lahir
terdapat robekan derajat dua
3.
Mengecek kontraksi uterus kontraksi
uterus baik
4.
Mengajarkan
kepada ibu dan keluarga untuk melakukan massase uterus
Ibu dan keluarga dapat melakukannya dengan baik
5.
Melakukan penjahitan laserasi
tanpa anastesi laserasi
sudah di jahit secara jelujur
6.
Memberikan rasa nyaman ibu telah dibersihkan, terlihat
rapih, bersih dan nyaman
7.
Menganjurkan untuk makan,
minum, dan istirahat ibu
minum teh hangat ± 200 cc
8.
Mendekontaminasikan alat alat-alat telah direndam
dilarutan klorin 0,5 % selama 10 menit
9.
Melakukan cuci bilas dan
DTT cuci bilas dan DTT telah
dilakukan
10.
Melakukan observasi kala IV
setiap 15 menit dalam 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua hasil
terlampir dalam pertograf
11.
Memberikan ucapan selamat
kepada ibu dan keluarga ibu terlihat bahagia
12. Mendokumentasikan Asuhan secara SOAP dan melengkapi
partograf
hasil terlampir di
status
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah tim melakukan asuhan kebidanan pada Ny.M dengan
persalinan normal di RSUD Gunung Jati, maka dapat disimpulkan hasil asuhan
sebagai berikut :
Manajemen
persalinan normal sudah dilaksanakan sesuai dengan teori asuhan persalinan normal (APN), diantaranya
membina hubungan baik antara bidan dengan klien/keluarga selama proses
persalinan dan melaksanakan auhan sayang ibu, menerapkan pencegahan infeksi dan
berkolaborasi dengan dokter.
Saran
1.
Bagi
RSUD Gunung Jati
Agar
lebih meningkatkan mutu pelayanan yang lebih baik dalam memberikan pelayanan
asuhan kebidanan sesuai dengan standar yang berlaku.
2.
Bagi
Institusi/Pendidikan
Diharapkan dapat memberikan bimbingan yang lebih intensif
sehingga mahasiswi dapat mengerti dan lebih memahami asuhan persalinan normal.
3.
Bagi
Ny.M
Diharapakan
selalu menjaga kesehatan ibu dan bayinya agar terhindar dari infeksi.
4.
Bagi
penulis
Agar
dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta dapat memanfaatkan waktu
praktek sebaik-baiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar,
Azrul, dkk. 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini.
Jakarta: JNPK-KR
Prawiharjo,
Sarwono. 2008. Ilmu kebidanan. Jakarta: YPB SP
Manuaba,
Ida Bagus Gde. 1996. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Mochtar,
Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta: EGC
Saifuddin,
Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar